BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan kampus, khususnya
kehidupan kampus Universitas Lampung, dalam keseharianya sangat banyak
kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan membaca yang berlangsung otomatis baik
oleh kalangan para mahasiswa maupun oleh kalangan para dosen bahkan oleh
kalangan para pemimpin universitas.
Bukti ini dapat dilihat pada aktivitas
dalam perpustakaan umum Universitas Lampung, yang mana buka untuk melayani
mahasiswanya baik yang hanya membaca, meminjam buku maupun yang mengembalikan
buku yang telah di pinjam oleh mahasiswa mulai dari hari senin sampai hari
sabtu adapun waktunya adalah mulai dari jam delapan pagi sampai pada jam lima
sore. Jadi, kemungkinan banyak waktu yang di berikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk hanya sekedar mengunjungi untuk mencari referensi bahan kuliah sampai
pada aktivitas membaca dalam perpustakaan. Mahasiswa dalam memanfaatkan
perpustakaan ini banyak yang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan umum
Universitas Lampung hal ini terlihat dalam keseharianya, perpustakaan selalu di
penuhi oleh mahasiswa.
Selain itu, untuk fasilitas buku bagi
mahasiswa Universitas Lampung juga tersedia dalam perpustakaan pada setiap
jurusan. Hal ini berarti bahwa, kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa
Universitas Lampung untuk membaca adalah banyak sekali. Baik dari segi
buku-buku yang tersedia maupun waktu yang tersedia dan bahkan waktu pelayanan
dari pegawai perpustakaan. Hal ini juga berarti bahwa, kesempatan bagi
mahasiswa jurusan sosiologi untuk membaca juga banyak dan lengkap.
Akan tetapi, dalam penggambaran yang
terlihat banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan umum Universitas
Lampung, hal ini wajar karena itu adalah perpustakaan untuk seluruh mahasiswa
Universitas Lampung. Jika kita bandingkan dengan perpustakaan Fisip bagaimana? Apakah disana juga terlihat banyak
mahasiswa yang setiap harinya mengunjungi perpustakaan jurusan yang mana di
sana mereka melakukan aktivitas membaca ataupun meminjam buku.
Fakta yang ada, kebiasaan membaca tidak
dapat diukur melalui sering tidaknya mengunjungi perpustakaan atau ramai
tidaknya perpustakaan. Akan tetapi, perpustakaan merupakan salah satu tempat
dan fasilitas yang dapat membantu mahasiswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan
membacanya.
Jika kita melihat fakta yang ada, meskipun
perpustakaan ramai oleh mahasiswa yang datang baik yang hanya sekedar untuk
meminjam buku untuk referensi yang berkaitan dengan mata kuliah mahasiswa, atau
bahkan yang datang ke perpustakaan hanya sekedar untuk mencari referensi untuk
mengerjakan tugas mereka. Di dalam perpustakaan tersebut, banyak aktivitas
membaca yang di lakukan oleh mahasiswa, baik hanya membaca karena untuk mencari
bahan-bahan untuk menyelesaikan tugas mereka sampai pada aktivitas mahasiswa
yang benar-benar membaca untuk menambah pengetahuan mereka.
Karena hal inilah yang kemungkinan dapat
memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa sosiologi Universitas Lampung.
Meskipun dampak yang terlihat nyata belum begitu besar dan jelas, akan tetapi
hal ini dapat memberikan dampak yang positif. Hal ini dikarenakan, dari
aktivitas kebiasaan membaca akan dapat mempelajari rahasia segala ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Sebagai mahasiswa sosiologi, membaca
merupakan suatu kebutuhan yang wajib terpenuhi. Karena ruang lingkup sosiologi
adalah manusia dan lingkungan. Manusia dan lingkungan hanya dapat di masuki
melalui membaca, karena manusia dan lingkungan bukanlah sebuah bilangan yang
dalam menghadapinya dengan menghitungnya ataupun mengalikanya. Akan tetapi
manusia dan lingkungan hanya dapat dihadapi dengan pemahaman. Sebelum kita
memahami, tentunya ada suatu konteks atau suatu informasi yang harus diejah dan
dikenali terlebih dahulu.
Yang telah tersebut di atas, semua itu
hanyalah sebatas pengertian kita tentang kebiasaan membaca yang dapat terlihat.
Sebenarnya, pengertian dan pengetahuan tentang kebiasaan itu sendiri dapat
dijabarkan dan juga perlu untuk dilakukan penelitian secara lebih lanjut.
Pengertian kebiasaan membaca adalah suatu
aktivitas yang rutin dilakukan dalam proses penalaran untuk mencapai pemahaman
terhadap gagasan dan informasi yang di dapatkan melalui lambang-lambang yang
ada baik tertulis maupun tidak.
Aktivitas membaca tidak hanya membutuhkan
mulut untuk mengeja dan mata untuk melihat, akan tetapi aktivitas membaca
membutuhkan otak untuk memahami untuk melakukan aktivitas pemahaman. Yang mana
otak dan aktivitas kognitifnya terletak jauh dan tersembunyi dari aktivitas
mata dan indera lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan
membaca merupakan aktivitas kognitif seseorang yang tidak dapat dilihat hanya
dengan indera saja. Karena aktivitas kognitif tidak akan bisa tampak jika kita
tidak mendalaminya.
Dalam melakukan rutinitas membaca, ada banyak
cara yang diperlukan untuk dapat mendapatkan informasi yang memang benar-benar
dapat membantu kita dalam pemahaman. Di kutip dari bukunya Ad Rooijakkers, yang
berjudul cara belajar di perguruan tinggi beberapa petunjuk praktis pada
halaman 17-18, ada lima cara yang diperlukan untuk membaca yaitu:
1.Membaca terarah, yang mana dalam membaca
terarah ini kita akan mendapatkan informasinya dengan cepat dan dalam waktu
yang singkat.
2. Membaca sepintas, yang mana dalam
membaca sepintas ini kita harus mengetahui pikiran pokok tiap-tiap bab.
3. Membaca mencari, yang mana dalam
membaca mencari ini kita harus dengan cepat mencari kuncinya yaitu tentang
keterangan yang akan di cari
4. Membaca belajar, yang mana dalam
membaca belajar ini kita harus mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting
dan detail.
5. Membaca kritis, yang mana kita harus
mengingat dan mengerti bahkan kita harus menilainya.
Dari kelima cara-cara membaca di atas,
secara terlihat mata kita tidak akan mengetahui, apakah cara yang sebenarnya
individu pakai.
Karena kebiasaan membaca merupakan bukan
suatu aktivitas yang dapat dengan mudah terlihat dan dapat di ukur oleh indera
saja, serta untuk menghindari adanya kerancuan dan diskriminasi penilaian
tentang mana kebiasaan yang baik dan mana kebiasaan yang tidak baik, maka
disinilah kita perlu untuk melakukan suatu penelitian dan penggalian informasi
lebih mendalam tentang kebiasaan membaca pada mahasiswa sosiologi Universitas
Lampung. Karena hal ini dapat membantu dalam perkembangan dan kemajuan serta
dapat menjadikan masukan untuk menjadi lebih baik kususnya bagi mahasiswa
sosiologi Universitas Lampung.
B.IDENTIFIKASI MASALAH
Merujuk pada Latar belakang maslah di atas maka dapat
di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :
1.
Apakah ada pengaruh tingkat membaca dengan kunjungan
mahasiswa keperpustakaan?
C. PEMBATASAN
MASALAH
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan
kemampuan peneliti, maka penilitian ini hanya membahas tentang budaya membaca
terhadap kunjungan mahasiswa sosiologi keperpustakaan.
D. RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada
dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat
membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kebiasaan membaca pada
mahasiswa Sosiologi Universitas Lampung?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi
kebiasaan membaca pada mahasiswa Sosiologi Universitas Lampung?
3. Bagaimana dampak kebiasaan membaca pada
mahasiswa Sosiologi Universitas Lampung?
F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kebiasaan membaca pada
mahasiswa Sosiologi Universitas Lampung.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang
menjadi kebiasaan membaca mahasiswa sosiologi Universitas Lampung.
3. Untuk mengetahui dampak kabiasaan
membaca pada mahasiswa Sosiologi Universitas Lampung.
G. MANFAAT PENELITIAN
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi,
maka adapun manfaat penelitaian yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a. Untuk mengetahui manfaat kebiasaan
membaca bagi peneliti
b. Diharapkan dari penelitian ini,
peneliti dapat termotivasi untuk membiasakan membaca.
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan
pikiran kususnya tentang pengembangan konsep kebiasaan membaca dan dapat
memberikan kontribusi keilmuan bagi disiplin keilmuan sosiologi khususnya dan
seluruh disiplin keilmuan secara umum.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A.PENGERTIAN MEMBACA
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi
dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun
sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk
hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Adapun secara bahasa membaca diartikan
sebagi Iqra’ yang diterjemahkan denagn perintah “membaca”(dalam bahasa
arab) semata-mata bukan hanya ditujukan kepada pribadi junjungan Nabi Muhammad
SAW, tetapi juga untuk umat manusia sampai akhir zaman. Menurut Dr.Quraish
Shihab dalam bukunya “Tafsir Al Amanah”, kata Iqra’ diambil dari
kata kerja qaraa yang mempunyai arti beraneka ragam antara lain menyampaikan,
menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui cirri-cirinya.
Sekarang kalau kita pertanyakan, apa yang
harus dibaca? Dalam surat Al-alaq tersebut tidak terdapat obyek spesifik yang
harus dibaca. Dalam kaidah ilmu tafsir dikatakan suatu kata dalam susunan
redaksi yang tidak disebutgkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat
umum.
Akan tetapi tema yang kita angkat adalah
membaca buku. Dalam hal tersebut membahas masalah strategi atau cara membaca
buku dengan cepat, efektif, akurat, dan selainnya.
Membaca adalah aktifitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang
harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita
tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran
kita.
Pada waktu anak belajar membaca, ia
belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata
lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh
agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Oleh karena itu, pada waktu
membaca anak melakukan kebiasaan berikut :
1. menggerakkan bibir untuk melafalkan
kata yang dibaca.
2. menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3. menggunakan jari atau benda lain untuk
menunjuk kata demi kata.
Secara tidak disadari, cara membaca yang
dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa. Mestinya, orang
dewasa dapat dengan cepat mengenali frase, kalimat, dan urutan ide sehingga
cara-cara di waktu anak-anak tidak perlu lagi di gunakan.
Anak-anak yang sedari kecil terbiasa
membaca—bukan sekadar membunyikan huruf dan kata—akan memiliki keterampilan,
kemampuan, dan ketajaman mencerna isi bacaan. Apa yang menggerakkan mereka
untuk membaca, akan sangat menentukan bagaimana mereka menyerap, menyaring, mengolah,
dan memaknai informasi yang mereka lahap dari berbagai bacaan. Semakin sering
mereka membaca buku-buku yang bergizi, teratur, dan baik penuturannya,
kemampuan berpikir mereka akan lebih matang dan tertata.
Itu sebabnya, yang perlu kita kembangkan
pada anak-anak semenjak awal. Kita tumbuhkan semangat iqra’
bismirobbikal-ladzi khalaq. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
Menciptakan! Inilah perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah ‘Azza
wa Jalla kepada kita.
Orang yang tidak mendapat bimbingan,
latihan khusus membaca cepat, sering mudah lelah dalam membaca karena lamban,
tidak ada gairah, merasa bosan, tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama
untuk bisa menyelesaikan buku yang tipis sekalipun
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar
dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca.
Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri
maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang
juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
A.1 Pengertian Kebiasaan membaca
Salah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah
membangun kebiasaan untuk terus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar
yang senantiasa haus akan informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford,
pendiri General Motors yang mengatakan bahwa “Anyone who stops learning is
old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young.
The greatest thing in life is to Keep your mind young.”
Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti
belajar berarti kita sudah tua, sedangkan jika senantiasa belajar kita
akan tetap awet muda. Karena hal yang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan
memelihara pikiran kita agar tetap muda.
Salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah
dengan membaca. Namun sayangnya sebagian besar kita tidak pernah punya waktu
untuk membaca. Alasan utama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan
pekerjaan.
Bahkan menurut Covey, kebiasaan mengasah gergaji
merupakan kebiasaan yang paling penting karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan
lain pada paradigma tujuh kebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara
dan meningkatkan aset terbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini
dapat memperbarui keempat dimensi alamiah kita – fisik, mental, spiritual, dan
sosial/emosional.
Membaca merupakan salah satu cara kita untuk
memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Meskipun kita memiliki
“keterbatasan waktu”, kita tetap perlu mengasah gergaji kita. Caranya adalah
dengan menguasai cara membaca yang efektif sehingga waktu yang kita gunakan
menjadi efisien.
B. MODEL DALAM MEMBACA
Kebanyakan model teoritis yang ada mengenai proses
membaca mencoba menjawab pertanyaan bagaimana orang mengenali kata-kata yang
tercetak dalam bacaan. Karena itu, hampir semua model terfokus pada
pertanyaan-pertanyaan berikut (Wolf dkk 1988: dalam Gleason dan Ratner 1998:
425).
1. Apakah kata dikenali dengan mengakses representasi
kata itu secara
keseluruhan, ataukah dengan mengakses fitur-fitur
seperti bentuk
huruf, gabungannya menjadi suku, kemudian kata dan
sebagainya?
2. Apakah kata dikenali dengan akses langsung ke makna
ataukah
melewati wujud fonologisnya?
3. Apakah pengenalan kata itu menyangkut proses yang
berseri ataukah
proses yang simultan?
4. Apakah pengenalan kata itu terutama dibantu oleh
konteks (dari atas
ke bawah) ataukah dari bawah ke atas? Ataukah
merupakan interaksi
antara kedua-duanya?
5. Apakah pengenalan kata itu terjadi melalui aktivasi
atau melalui
pencarian di kamus mental kita?”
C. CARA MEMBACA YANG EFEKTIF
Ada banyak metode yang ditawarkan ilmuwan.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R.
metode SQ3R memberikan srategi yang diawali dengan membangun gambaran umum
tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul
suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban pertanyaan.
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh
Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang semakin popular
digunakan orang.
Metode ini bukan cara yang lebih cepat
untuk memahami suatu bab, namun tingkat pemahaman yang di peroleh diharapkan
lebih mendalam karena kita membaca dengan aktif sehingga proses membaca menjadi
lebih efektif dan efisien.
Membaca dengan metode SQ3R trediri atas
lima tahapan proses yaitu :
1. Survey atau meninjau
2. Question atau bertanya
3. Read atau membaca
4. Recite atau menuturkan
5. Review atau mengulang
C.1 Cara membaca
yang menyenangkan
Membaca berasal dari kata dasar baca yang
artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat
penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Di zaman sekarang ini, kelihatannya sebagian besar
pelajar kurang memiliki minat membaca, terutama membaca buku pelajaran. Ini
diakibatkan oleh karena sebagian pelajar tidak memiliki metode dalam membaca,
sehingga pada saat membaca timbul rasa malas, bosan, dan mengatuk. Simak deh
tip-tip di bawah ini supaya tercipta suasana membaca yang menyenangkan.
C.2 Persiapan
Sebelum Membaca
1. Pilihlah waktu yang menurut kita sesuai untuk
membaca. Waktu yang sesuai di sini adalah waktu di mana tidak terdapat
gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita. Waktu yang sesuai disini
hanya kita sendiri yang tahu kapan. Namun, sebagain besar orang percaya bahwa
waktu yang baik untuk membaca, khususnya buku pelajaran, adalah di pagi hari.
2. Pilihlah tempat dan suasana yang sesuai untuk
membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk, bersih, nyaman, tenang dan rapih
menurut kita sendiri.
3. Pastikan posisi membaca kita adalah posisi yang
benar. Posisi yang benar pada waktu membaca adalah duduk dengan posisi badan
tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata kita kurang
lebih 30cm.
4. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita
dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5. Ada baiknya sebelum belajar kita berdoa
terlebih dahulu sesuai dengan kepercayaan masing-masing supaya ilmu yang kita
dapat bermanfaat.
C.3 Berbagai Cara Membaca
Terdapat 3 cara umum membaca di dalam kehidupan
sehari-hari dilihat dari apa tujuan proses membaca tersebut.
1. Membaca sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak
terlalu keras. Bacaan yang mengandung unsur hiburan disini contohnya novel,
cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang
tujuannya adalah mencari dan memahami ilmu yang terkandung dalam bacaan
tersebut.
3. Membaca kritis. Membaca di sini sama dengan membaca
untuk mencari ilmu. Namun membaca di sini diikuti oleh proses menelaah isi
bacaan tersebut, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan apa itu?, mengapa bisa
terjadi?, oleh siapa?, kapan?, di mana? dan bagaimana itu bisa terjadi? Dalam
membaca kritis, kita membuat bacaan sebagai lawan yang harus dikalahkan dengan
cara mengetahui dan memahami seluruh isinya.
Belajar dengan menggunakan metode membaca kritis akan
menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Kita tidak hanya diminta untuk
memahami isi bacaan tapi juga diajak berpikir kreatif mengenai isi tersebut.
Tertarik dengan membaca kritis? Simak deh aturan main dalam membaca kritis di
bawah ini :
a. Melakukan survei isi buku. Langkah awal yang harus
kita lakukan adalah membaca terlebih dahulu bahan bacaan secara sepintas pada
bagian-bagian tertentu saja. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran umum
mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan adalah :
- Paragraf awal, paragaraf akhir dan juga beberapa
paragraf di tengah
- Bagian daftar isi, gambar-gambar, tabel dan grafik
yang memiliki
gambaran umum mengenai bacaan tersebut.
- Soal-soal yang mungkin terdapat dalam bacaan
tersebut.
b. Membuat pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini
biasanya akan timbul pada saat kita melakukan survei. Jika tidak terdapat
pertanyaan, usahakan cari apa yang kita tidak mengerti, minimal ada sebuah kata
yang kita tidak tahu artinya dan beri tanda pada bagian-bagian yang tidak
dimengerti tersebut.
c. Membaca. Merupakan langkah dominan dalam metode
ini. Membaca di sini sebagai langkah untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam proses survei. Baca dengan teliti dan seksama paragraf demi
paragraf, bagian demi bagian untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari tiap
bagian. Usahakan jangan pindah bagian jika kita belum mengerti dan memahami
bagian tersebut.
d. Evaluasi. Merupakan langkah di mana terdapat
pertanyaan apakah kita sudah menguasai bahan? Yakinkan bahwa kita sudah
memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum, coba cari apa yang anda tidak
mengerti dan temukan jawabannya.
e. Meninjau ulang. Merupakan langkah terakhir kita
dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup dulu bukunya, kemudian pikirkan apa
yang sudah didapat dari bacaan tersebut. Tuliskan hasil pikiran tersebut dalam
secarik kertas, dan bandingkan dengan apa yang terdapat pada buku bacaan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE
PENELITIAN
Dalam penelitian ini pendekatan yang
dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan
tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku
dengan menggunakkan metode diskriptif.
Metode kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
B. LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti mengambil
lokasi di Perpustakaan dan ruang baca Fisip Universitas Lampung.
C. SUMBER DATA
1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah
data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian4.
Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan5. Kata-kata dan tindakan merupakan
sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai.
Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang
Manajemen Pembelajaran di Universitas Islam Negeri Malang yaitu dengan cara
wawancara dengan mahasiswa Fakulatas FISIP
Jurusan Sosiologi Universitas Lampung.
D. TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat
penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam
mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis
baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin,
pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada
media massa.
Dari uraian di atas maka metode
dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting
yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk
memperoleh data secara jelas dan konkret tentang upaya pengentasan kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Lexy J Moleong, Metode Penelitian
Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian (Jakarta:
PT. Ghalia Indonesia, 2003
Prof. Dr. S. Nasution, M.A. Metode
Research, Bumi Aksara, Jakarta 2004
Nama :
Npm :
Jurusan :
Kuesioner
1.
Apakah anda sering berkunjung
keperpustakaan?
a.
ya b. Tidak c.alasan
2. Apakah buku yang ada dalam perpustakaan
apakan sudah memenuhi kebutuhan mahasiswa?
a.
ya b. Tidak c.alasan
3.
Apakah fasilitas yang disediakan perpustakaan
sudah memenuhi standar?
a.
ya b. Tidak c.alasan
4.
Apakah Saudara merasa puas dengan ketepatan dan
kecepatan pustakawan dalam memberikan informasi yang Saudara butuhkan?
a.
ya b. Tidak c.alasan
5. Apakah koleksi yang ada di Perpustakaan Umum Tebing
Tinggi memenuhi kebutuhan informasi Saudara?
a.
ya b. Tidak c.alasan
6. Apakah
layanan sirkulasi sudah baik sehingga Saudara mudah untuk melakukan peminjaman?
a.
ya b. Tidak c.alasan
7. Menurut saudara, apakah Perpustakaan Universitas
Lampung memberikan layananreferensi/rujukan untuk melengkapi kebutuhan informasi saudara?
a.
ya b. Tidak c.alasan
8. Apakah Saudara dapat memperoleh koleksi dengan cepat atau informasi
terbaru yang Saudara butuhkan di perpustakaan ?
a.
ya b. Tidak c.alasan
9. Menurut Saudara apakah koleksi
buku fiksi lebih banyak daripada
buku - buku ilmiah ?
a.
ya b. Tidak c.alasan
10. Menurut Saudara
apakah ruang baca yang
disediakan oleh pihak perpustakaan sudah memadai
?
a.
ya b. Tidak c.alasan
11. Bagaimana menurut Saudara keterampilan pustakawan,
khususnya pada bagian sirkulasi padasaat melayani Saudara?
a.
ya b. Tidak c.alasan
12. Menurut Saudara apakah pustakawan
memahami kebutuhan dan harapan Saudara?
a.
ya b. Tidak c.alasan
13. Bagaimanakah pendapat Saudara mengenai
penampilan para pustakawan
apakah baik atau tidak?
a.
ya b. Tidak c.alasan
14. Menurut saudara apakah para pustakawan memberikan layanan yang Saudara
butuhkan dengan cepat dan tepat?
a.
ya b. Tidak c.alasan
15. Apabila Saudara mengalami kesulitan, apakah
pustakawan bersedia membantu Saudara?
a.
ya b. Tidak c.alasan