Soal
1.Sebutkan
dan jelaskan karakteristik kewirausahawan!
2.Jelaskan
apa yang dimaksud dengn kecerdasan finansial!
3.Sebutkan
beberapa cara memperoleh peluang usaha!
Jawaban
1.
Karakteristik yang harus dimiliki kewirausahawan yaitu
:
Karakteristik Wirausahawan Andal :
a) Punya
rasa percaya diri dan kemandirian yang tinggi.
b) Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya
secara lugas dan tangguh.
c) Mau
dan mampu mencari dan menangkap peluang.
d) Mau
dan mampu bekerja keras dan menekuni bidang usahanya tanpa kenal menyerah.
e) Mau
dan mampu berkomunikasi baik dengan pihak internal maupun eksternal.
f) Mau
dan mampu bernegosiasi dengan win-win solution.
g) Menghadapi
hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
h) Mau
dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
mengelola dan memotivasi orang lain (leadership/managerialship).
i)
Mau dan mampu melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.
j)
Berusaha mengenal dan mengendalikan
lingkungan serta menggalang kemitraan.
M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi
:
- Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
- Lebih memilih risiko yang moderat.
- Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
- Selalu menghendaki umpan balik yang segera
- Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
- Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
- Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
- Selalu menilai prestasi dengan uang.
Adapula
karakteristik lain yaitu :
a)
Komitmen tinggi terhadap tugas
b)
Mau bertanggungjawab
c)
Mempertahankan minat
kewirausahaan dalam diri
d)
Peluang untuk mencapai obsesi
e)
Toleransi terhadap resiko
dan ketidakpastian
f)
Yakin pada diri sendiri
g)
Kreatif dan fleksibel
h)
Ingin memperoleh balikan segera
i)
Enerjik tinggi
j)
Motivasi untuk lebih unggul
k)
Berorientasi masa depan
l)
Mau belajar dari kegagalan
m)
Kemampuan memimpin
Selain
itu ada sifat dari seorang wirausahawan yaitu:
a.
Sifat Instrumental
Dia dalam
berbagai situasi selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dalam
lingkungannya demi tercapainya tujuan pribadi dalam berusaha.
b.
Sifat Prestatif
Dia dalam
berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan
hasil yang tercapai sebelumnya
c.
Sifat Keluwesan Bergaul
Dia selalu
berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar
manusia. Dia aktif bergaul, membina kenalan-kenalannya dan mencari kenalan
baru, serta berusaha untuk dapat terlibat denan mereka yang ditemui dalam
kegiatan sehari-hari.
d.
Sifat kerja keras
Dia selalu
terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.
Dia mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan nyata untuk
mencapai tujuan.
e.
Sifat Keyakinan Diri
Dia selalu
percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, bahkan
berkecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi dengan
optimisme untuk berhasil.
f.
Sifat Pengambilan Resiko
Dia selalu
memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam setiap kegiatannya khususnya
untuk mencapai keinginannya. Dia akan melangkah bila kemungkinan untuk gagal
tidak terlalu besar.
g.
Sifat Swa
Kendali
Dia dalam
menghadapi berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi
dan batas-batas kemampuan dalam berusaha. Dia selalu menyadari dengan adanya
pengendalian diri ini maka setiap kegiatannya menjadi lebih terarah dalam
mencapai tujuannya.
h.
Sifat Inovatif
Dia selalu
mendekati berbagai masalah dengan berusaha menggunakan cara-cara baru yang
lebih bermanfaat. Dia terbuka terhadap gagasan, pandangan, dan penemuan baru
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya.Dia tidak terpaku pada masa
lalu,tapi selalu berpandangan ke depan untuk mencari cara-cara baru atau
memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan
kinerja.Dia cenderung melakukan sesuatu dengan cara yang khas,unik dari hasil
pemikirannya.Termasuk dalam sifat inovatif ini adalah kecenderungan untuk
selalu meniru tetapi melalui penyempurnaan tertentu (imitatif inovatif).
i.
Sifat Kemandirian
Dia selalu
mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi.Keberhasilan dan
kegagalan merupakan konsekuensi pribadi wirausaha.Dia mementingkan otonomi
dalam bertindak, pengambilan keputusan dan pemilihan berbagai kegiatan dalam
mencapat tujuan.Dia lebih senang bekerja sendiri, menentukan dan memilih cara
kerja yang sesuai dengan dirinya. Ketergantungan pada orang lain merupakan
suatu yang bertentangan dengan kata hatinya.Dia dapat saja bekerja dalam
kelompok selama mendapat kebebasan bertindak dan dalam mengambil keputusan.
2.Kecerdasan
finansial adalah kemampuan seseorang untuk mengelola sumber daya baik di dalam
dirinya sendiri maupun di luar dirinya untuk memaksimalkan potensi dalam
mengelola kekayaannya. Dalam hal keuangan kecerdasan finansial ini meliputi 4
aspek yaitu bagaimana mendapatkan uang, bagaimana mengelola uang, bagaimana
menyimpan uang dan bagaimana menggunakan uang.
1. Aspek cara mendapatkan uang
Melalui
aspek ini kita mengarahkan anak-anak didik kita untuk menekuni bakat / potensi
yang dimiliki menjadi profesi yang menghasilkan uang baik melalui jalur formal
maupun informal. Dari aspek ini anak-anak kita akan mendapatkan pendapatan dari
profesi yang ia jalani. Ada dosen, dokter, pengacara, pilot, militer, seniman
maupun pengusaha, dan beragam profesi lainnya.
2. Aspek cara mengelola uang
Melalui
aspek ini anak kita ajari bahwa berapapun gaji atau pendapatan besar yang ia
dapatkan, pekerjaan belum selesai yaitu bagaimana mengelola uang yang ia
dapatkan dengan benar. Anak didik kita ajari bahwa mereka punya PR besar yaitu
menyisihkan sebagaian pendapatan mereka menjadi investasi yang berpotensi
memberikan pendapatan selain pendapatan yang telah mereka jalani. Bukan sekadar
menyisihkan sebagaian untuk tabungan hari tua mereka. Maka pendapatan bisa
dibagi menjadi 4 macam pengeluaran yaitu Consumption, Social, Saving,
Investation (CSSI). Besarannya bisa bervariasi yang mudah adalah
70:10:10:10. Misal apabila pendapatan 1.000.000 maka dapat dibagi menjadi
700.000 untuk konsumsi, 100.000 untuk sosial (termasuk zakat, infaq, shodaqoh),
100.000 tabungan dan 100.000 untuk investasi. Semakin besar pendapatan maka
porsi konsumsi semakin kecil sehingga porsi yang lain bisa lebih besar. Aspek
ini adalah aspek yang sangat berat bagi seseorang karena menuntut kecerdasan
emosi yaitu mampu menunda kesenangan sehingga pendapatan mereka tidak habis
pada porsi konsumsi. Kebanyakan orang adalah pada saat meningkat pendapatan
mereka, meningkat pula pengeluaran mereka sehingga peningkatan pendapatan tidak
berdampak secara langsung pada tingkat keamanan finansial mereka. Pada aspek
ini anak diajarkan untuk mampu membedakan mana kebutuhan, mana keinginan.
Membedakan mana pengeluaran yang liabilitas yang hanya menguras kantong mereka,
dan pengeluaran untuk asset yang berpotensi pada penambahan pendapatan. Anak
yang mampu menunda kesenangan akan berpotensi menjadi orang sukses, anak yang
tidak mampu menunda kesenangan akan berpotensi gagal dalam pengelolaan
keuangan. Hal ini sesuai dengan peribahasa “Berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”.
3. Aspek
cara menyimpan uang / kekayaan
Pada
aspek ini adalah upaya melindungi harta kekayaan agar tidak tergerus nilainya
oleh laju inflasi. Bahkan, tidak sekadar melindungi nilai tetapi berpotensi melipatkan
pendapatan dan kekayaan apabila ia bisa menyimpan dengan tepat. Pada aspek ini
bukan berbicara sebagai uang tabungan atau uang investasi melainkan sisa uang
setelah semua porsi sudah dianggarkan baik konsumsi, sosial, tabungan maupun
investasi. Saat ini banyak orang yang memiliki uang berlebih tetapi tidak tahu
instrument apa yang tepat untuk melindungi harta mereka dari monster inflasi.
4. Aspek cara menggunakan uang / kekayaan
Aspek
terakhir ini adalah tahap terakhir yang hanya dimiliki oleh segelintir orang.
Robert T Kiyosaki menyebutnya “Kekuatan sesungguhnya dari uang”. Pada
tahap inilah sejarah mencatat apakah orang dikenal sebagai orang dermawan dan
seolah tidak ada orang yang menandinginya atau sebaliknya ia dikenal sebagai
orang yang jahat karena salah dalam menggunakan kekayaannya. Maka sejarah
mencatat nama-nama seperti Abdurrahman bin Auf, Usman bin Afan, Abu Bakar Ash
Shidiq. Atau sebaliknya yaitu Qorun pada masa Firaun. Rasulullah saw.
berpesan pada Amr bin Ash saat hendak mengirimnya ke Mesir bahwa sebaik-baik
harta adalah harta yang diberikan pada laki-laki yang baik (sholih). Dalam
konteks Islam, aspek ini adalah menggunakan hartanya untuk kebaikan dirinya
yaitu karena hartanya ia masuk surga dan menggunakan hartanya untuk kebaikan
Islam, umat Islam, kemanusiaan maupun alam.
Empat langkah dalam mencapai kecerdasan finansial
Menghasilkan
secara produktif
Kecerdasan finansial secara ”best practice” paling tidak meliputi berbagai aspek.
Kecerdasan finansial secara ”best practice” paling tidak meliputi berbagai aspek.
ü Pertama,
bagaimana menghasilkan uang dengan cara yang produktif. Apa maksudnya? Kita
semua yang bekerja pasti menghasilkan uang. Namun masalahnya, apakah cara kita
memperoleh uang sudah produktif? Dalam arti sudah setara antara waktu, pikiran,
dan tenaga yang tercurah dengan uang yang dihasilkan? Belum tentu.Coba dengar
keluhan di sekitar kita. Sebagian karyawan selalu berpikir untuk mendapatkan
kenaikan gaji terus-menerus. Akibat memikirkan kenaikan gaji terus-menerus,
kerja menjadi tidak konsentrasi. Atau lebih jauh lagi, output yang
diberikan ke perusahaan menurun. Pada gilirannya kinerja perusahaan bisa
menurun yang mungkin berdampak pada ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
gaji dengan baik.Orang-orang yang cerdas secara finansial, harusnya memahami
bahwa sumber pendapatannya diperoleh dari gaji dan bonus, jika yang
bersangkutan seorang karyawan/wati. Maka untuk bisa mendapatkan gaji atau
penghasilan secara lebih, mau tidak mau harus memberikan output yang
lebih besar ke perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga meningkat.Dengan
kata lain, agar bisa mendapatkan uang yang setara dengan waktu, tenaga, dan
pikiran yang diberikan, lakukan kegiatan kerja secara efektif, yang memberi
pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Itu berarti bekerja dengan kualitas
tinggi, bukan sekadar banyaknya jam kerja atau kuantitas tinggi.
Melindungi uang
Melindungi uang
ü
Kedua, bagaimana melindungi
uang yang sudah diperoleh. Ada istilah ”easy come, easy go”. Uang yang
diperoleh dengan mudah, akan mudah pula habisnya. Tetapi, lebih parah lagi, ada
kalangan yang sudah susah payah untuk mendapatkan uang, namun di sisi lain
sangat mudah menghabiskan atau membelanjakannya. Malah kemudian menjadi ”lebih
besar pasak, daripada tiang”.
Lantas bagaimana melindungi uang yang sudah diperoleh, terlepas apakah diperoleh secara mudah atau sulit. Tidak banyak rumusan untuk melindungi uang, karena kata kuncinya ada pada perilaku si pemilik uang. Jika seseorang mampu mengontrol pengelolaan uangnya, maka otomatis uang itu sudah terlindungi. Itu prinsip dasarnya.
Tetapi, secara kecerdasan tentu saja ada juga cara-cara jitu untuk melindungi uang, dalam hal ini pengertiannya adalah melindungi nilai uang. Jika Anda saat ini memiliki uang Rp 100 juta, di mana uang segitu bisa Anda belikan sebidang tanah misalnya. Maka jika uang itu tetap Anda pegang dalam bentuk tunai, maka belum tentu di tahun depan Anda bisa membeli sebidang tanah yang saat ini harganya setara Rp 100 juta. Dengan kata lain, nilai uang Anda mengalami penurunan. Dus, untuk melindunginya dari penurunan nilai, maka uang itu mesti ditukarkan dengan benda lain yang malah nilainya bisa mengalami kenaikan.
Seperti contoh di atas, jika Anda membeli sebidang tanah seluas 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, maka di tahun depan, ketika Anda butuh tunai, maka tanah tersebut bisa Anda jual kembali dan harganya bisa dipastikan lebih tinggi dari Rp 100 juta. Sebut saja, misalnya Rp 110 juta. Itu berarti nilai uang Rp 100 juta saat ini setara dengan Rp 110 juta di tahun depan. Simpulannya, hati-hati menyimpan uang secara tunai, karena nilainya akan berbeda setiap tahunnya. Atau dengan kata lain, Anda mesti melakukan lindung nilai terhadap uang yang telah Anda miliki.
Lantas bagaimana melindungi uang yang sudah diperoleh, terlepas apakah diperoleh secara mudah atau sulit. Tidak banyak rumusan untuk melindungi uang, karena kata kuncinya ada pada perilaku si pemilik uang. Jika seseorang mampu mengontrol pengelolaan uangnya, maka otomatis uang itu sudah terlindungi. Itu prinsip dasarnya.
Tetapi, secara kecerdasan tentu saja ada juga cara-cara jitu untuk melindungi uang, dalam hal ini pengertiannya adalah melindungi nilai uang. Jika Anda saat ini memiliki uang Rp 100 juta, di mana uang segitu bisa Anda belikan sebidang tanah misalnya. Maka jika uang itu tetap Anda pegang dalam bentuk tunai, maka belum tentu di tahun depan Anda bisa membeli sebidang tanah yang saat ini harganya setara Rp 100 juta. Dengan kata lain, nilai uang Anda mengalami penurunan. Dus, untuk melindunginya dari penurunan nilai, maka uang itu mesti ditukarkan dengan benda lain yang malah nilainya bisa mengalami kenaikan.
Seperti contoh di atas, jika Anda membeli sebidang tanah seluas 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, maka di tahun depan, ketika Anda butuh tunai, maka tanah tersebut bisa Anda jual kembali dan harganya bisa dipastikan lebih tinggi dari Rp 100 juta. Sebut saja, misalnya Rp 110 juta. Itu berarti nilai uang Rp 100 juta saat ini setara dengan Rp 110 juta di tahun depan. Simpulannya, hati-hati menyimpan uang secara tunai, karena nilainya akan berbeda setiap tahunnya. Atau dengan kata lain, Anda mesti melakukan lindung nilai terhadap uang yang telah Anda miliki.
Mengelola anggaran
Apakah setelah mampu memberi perlindungan terhadap nilai uang atau uang yang Anda peroleh, maka persoalan selesai? Jelas belum. Cek lagi apakah kegiatan keuangan Anda sudah mampu memenuhi kaidah.
Apakah setelah mampu memberi perlindungan terhadap nilai uang atau uang yang Anda peroleh, maka persoalan selesai? Jelas belum. Cek lagi apakah kegiatan keuangan Anda sudah mampu memenuhi kaidah.
ü Ketiga,
yakni mengelola anggaran keuangan secara
efektif. Apa maksudnya? Berapa banyak penghasilan Anda yang habis untuk
membiayai perilaku konsumtif, misalnya. Lalu berapa besar dari penghasilan Anda
yang bisa ditabung. Atau apakah pembiayaan konsumtif Anda berdasarkan
perencanaan atau habis begitu saja, mengikuti naluri. Untuk bisa digolongkan
sebagai kalangan yang memiliki kecerdasan finansial, maka setiap sen uang yang
dibelanjakan mestinya berdasarkan suatu kebutuhan, dan sudah dianggarkan
sebelumnya. Semuanya terencana, lalu dieksekusi dan kemudian bisa dievaluasi di
mana penyimpangannya. Berapa besar penyimpangan tersebut dan selanjutnya mau
memperbaiki perilaku keuangan yang dijalani. Jika Anda mampu mengelola keuangan
Anda seperti itu, maka peluang Anda menuju merdeka secara finansial bukanlah
hal mengada-ada.
ü Keempat,
bagaimana mendayagunakan uang sehingga bisa menghasilkan uang. Kalau Anda sudah
mampu berinvestasi dan kemudian hasil investasi itu sudah mampu membiayai
kebutuhan rutin Anda, di mana investasi Anda bisa diperoleh secara
berkelanjutan, maka Anda sudah masuk dalam kategori cerdas finansial dan
tinggal selangkah lagi menuju merdeka secara finansial. Lantas bagaimana wujud
konkretnya? Sederhana saja. Hitung berapa biaya kebutuhan rutin Anda, lalu
hitung berapa aset Anda. Setelah itu, alokasikan aset Anda ke dalam bentuk aset
produktif yang bisa memberikan penghasilan. Dalam hal ini, Anda tidak perlu
mencari keuntungan setinggi-tingginya, tetapi hasil yang langgeng. Dengan cara
itu, berarti uang Anda sudah bekerja untuk Anda. Dan Anda akan tergolong dalam
kalangan yang disebut sebagai merdeka finansial. Itulah makna kecerdasan
finansial.
3.
Beberapa cara
untuk memperoleh peluang usaha
tips cara
mencari peluang usaha terbaik untuk pemula dengan melalui 2 langkah yaitu:
a.
Kenali diri anda, (membaca peluang dari diri kita
sendiri)
Tidak
seperti proses intropeksi pada diri ketika kita berbuat salah, tapi mengenali
siapa diri kita sehingga pantas berusaha apa, dan apa yang saya dapat perbuat.
Kenali diri anda dengan melihat lebih dalam kedalam diri secara objektiv,
- Apakah saya menarik ? (wajah dan tubuh)
- Apakah saya pandai bergaul
- Apakah saya pandai menerangkan / menjelaskan
- Apakah saya terampil?
- Apakah saya senang di berada diluar ruangan?
b.
Membaca
lingkungan yang ada, dalam hal ini kita harus kreativ dan inovatif. Tanpa hal
itu tak ada peluang yang bagus untuk kita.
Selain tips diatas dalam memperoleh peluang usaha kita
juga harus mengetahui :
- Mengetahui kebutuhan
Setiap orang, organisasi,
perusahaan, instansi pasti punya kebutuhan, untuk tahu apa yang dibutuhkan kita
harus tahu data-data , seperti : data kependudukan yang kaitannya dengan usia,
jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Letak geografis
perekonomian seperti : Daerah industi, agraris, perdagangan.
Misal : Didaerah industry
peluang yang bisa diperoleh:
Menyediakan kost bagi pegawai, membuka warung makanan, membuka toko pracangan,
cetak kilat foto, lembaga kursus, salon kecantikan, dsb.
Mensuplai alat keamanan kerja,
suplai alat pembantu kerja, suplai bahan baku, suplai tenaga kerja, reparasi mesin,
suplai suku cadang, penampung limbah, perawatan gedung, kebersihan gedung dan
kantor, dsb.
2. Mengetahui
trend yang akan datang :
Bisa diketahui lewat analisa
data, atau contoh dari peradaban daerah yang sudah maju, Misalnya : Trend
bisnis untuk lima tahun di kota….. yang akan datang apa?, hal ini bisa dibaca
lewat : situasi perekonomian, tingkat pendidikan, jumlah penduduk sesuai jenis
kelamin.
3. Mengetahui
kelemahan pesaing :
Tidak ada orang yang sempurna,
begitu juga lembaga bisnis. Akibat dari kelemahan adalah keluhan konsumen dan
tiap keluhan konsumen adalah kebutuhan konsumen dan kebutuhan konsumen adalah
peluang bisnis yang sangat baik.
4. Mengetahui
kelebihan sesuatu
Setiap kelebihan seseorang
adalah peluang bisnis, missal museum rekor, lewat kelebihan-kelebihan seseorang
dia bisa menjual acara siaran radio. Atau kita bisa menjual apa yang bisa kita
jual kelebihan diri kita, kepintaran kita, dsb.
Adapun cara lain dalam mencari peluang usaha
1.
Cari peluang
usaha dengan google
Semakin banyak blog atau website yang mengulas
berbagai macam peluang usaha yang bisa dilakukan baik modal kecil sampai modal
besar, silahkan cari informasi dan sumbernya diinternet, saring dan coba
perhatikan apakah bisa anda lakukan saat ini dengan modal tenaga ikiran dan
inansial anda sekarang.
2.
Membaca peluang
dengan bermain ketoko buku
Tidk dipungkiri lagi bahwa buku salh satu jendela ilmu
yang bisa memuat berbagai informasi yang ditulis oleh seseorang. Saat ini sudah
banyak buku yang temanya tentang kewirausahaan, berbisnis dan menangkap
berbagai peluang usaha dengan mudah biasanya dapat kita lakukan. Cobalah main
ke toko buku dan biasanya ada buku yang sudah di buka segelnya sehingga anda
bisa membaca terlebih dahulu sebelum membelinya. Memanfaatkan kiat ini untuk
menambah wawasan kita mengenai berbagai peluang usaha yang kemungkinan ada
disekitar kita.
3.
Gali peluang
usaha dari para pelaku
Coba perhatikan dilingkungan anda apakah ada seorang
wirausahawan yang sukses? Setidaknya bisnisnya jalan kontinou dan lancar, atau
bahkan yang jatuh bangun merintis usaha dan belum berhasil juga.
Memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggali ilmu usaha bisnis mereka entah
itu kesuksesan atau bahkan kegagalan yang mereka alami. Anda tidak harus
bertanya detail mengenai seluk beluk bisnis mereka karena biasanya membukanya.
Namun cobalah mendengarkan dan bertanya tentang kiat-kiat merintis, menjalankan
sampai bertahan dari terpaan kegagalan ditengan menjalankan
sampai bertahan dari terpaan kegagalan ditengah menjalankan usaha bisnis
mereka. Ini salah satu metode untuk menggali dan menimbulkan rasa semangat anda
dalam mencari peluang usaha nantinya.
4. Analisis
Ketiganya
Jika
ketiga metode diatas pernah anda lakukan setidaknya satu saja dari ketiga hal
tersebut, sebaiknya anda harus menganalisisnya terlebih dahulu tidak langsung
ditelan mentah-mentah dalam artiaan, sesuaikan juga dengan kemampuan anda
secara modal finansial dan juga tenaga serta pikiran anda. Peluang usaha
mungkin akan banyak jumpai namun belum tentu semuanya cocok. Perhatikan dan saring
baik-baik berbagai jenis peluang usaha tersebut dan memanfaatkan kesempatan
dengan sebaik-baiknya. Selain itu kembangkan juga setiap peluang usaha yang
anda temukan dengan berbagai ide kreatif, misalnya berjualan pulsa tidak
seperti biasanya tapi dengan cara yang berbeda.
Peluang bisnis atau usaha
biasanya identik dengan penghasilan atau keberuntungan, yang berarti juga dekat
dengan uang. Dengan strategi bisnis dan manajemen pengelolaannya, bisnis
tersebut akan memberikan penghasilan yang cukup besar.
Dalam mencari dan memanfaatkan
peluang bisnis diperlukan modal berupa kemampuan diri. Beberapa hal
mendasar berikut ini yang menjadi pegangan Anda untuk mengambil keputusan dalam
mencari dan melihat peluang bisnis :
1.
Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan
sebagai informasi yang kita miliki. Semakin banyak informasi yang dimiliki maka
semakin banyak pula peluang yang bisa dilihat yang akhirnya kita akan bisa
memilih manakah kira-kira bisnis yang bisa dijalankan sesuai kemampuan.
Beberapa tingkatan pengetahuan
dalam melihat peluang bisnis maupun usaha seperti berikut ini :
a. Pengetahuan dasar
a. Pengetahuan dasar
Pengetahuan ini mencakup hal-hal
yang umum, biasanya diajarkan cukup sekali langsung bisa.Misalnya mencuci,
memasak, dan sebagainya.
b. Pengetahuan
menengah
Pengetahuan ini perlu diajarkan
berulang-ulang dalam beberapa waktu.
Misalnya mengoperasikan komputer, belajar mengendarai mobil dan sebagainya.
Misalnya mengoperasikan komputer, belajar mengendarai mobil dan sebagainya.
c. Pengetahuan khusus (ahli)
Pengetahuan ini membutuhkan
pelatih, guru, atau pembimbing yang berpengalaman dan mempunyai keahlian
khusus. Misalnya dokter spesialis jantung yang akan praktek dibantu oleh dokter
jantung yang sudah profesional. Selain diajarkan secara formal, pengetahuan
khusus bisa dipelajari sendiri tanpa harus mengikuti pendidikan formal,
misalnya belajar melukis, belajar internet marketing, dan sebagainya. Jika
dalam melihat peluang bisnis Anda sudah memiliki satu atau semua pengetahuan
seperti diatas, maka Anda siap meraih peluang bisnis tersebut. Semakin Anda
memiliki banyak pengetahuan, maka pengalaman yang akan Anda dapatkan juga
semakin banyak jika Anda mau mencobanya.
2. Mental
Sikap mental
sangat penting dalam mencapai kesuksesan menjalankan bisnis maupun. Mentalitas
merupakan faktor utama untuk mencapai suksesnya dalam menjalankan bisnis.
Mental juga diidentikkan dengan faktor emosional (Emotional Equation). Misalnya
suatu kasus, Anda pernah mengalami suatu kondisi dalam perasaan takut, was-was,
dan bayangan negatif lainnya. Untuk menghilangkannya Anda bisa menanamkan dalam
alam bawah sadar Anda bahwa semuanya akan baik-baik saja. Berpikirlah untuk di
luar “kotak” sehingga Anda dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang
yang akan memudahkan Anda mengambil keputusan dalam menghadapi setiap problem.
Dan pada akhirnya “masa kritis” tersebut akan berlalu.
3. Attitude
Faktor yang membentuk mentalitas
adalah sikap. Jika Anda bersikap pesimis, negatif thinking, dan semua sikap
negatif lainnya maka Anda tidak bisa melihat peluang bisnis yang bagus karena
mental Anda sudah jatuh. Namun apabila Anda bersikap positif thinking, penuh
semangat dan sikap positif lainnya maka mental Anda akan merasa yakin Anda akan
mampu melewati semua hambatan dalam melihat dan menjalankan peluang bisnis
tersebut. Yang terpenting adalah Anda tidak perlu takut untuk mencoba dengan
sikap yang penuh optimis dan jangan pernah takut gagal. KArena dari kegagalan
Anda jadi tahu mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan
DAFTAR
PUSTAKA
Alma,
Buchari 2000. Kewirausahaan, Bandung. CV. Alfabeta.
Anugerah
Pekerti. 1997. Mitos dan Teori dalam Pengembangan
Kewirausahaan,
Makalah Lokakarya Kewirausahaan PT, DP3M
Dikti,
Puncak Bogor, 18 – 20 Agustus 1997.
Wiratmo,
Maskur 1996. Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta. BPFE
Zimmerer
W. Thomas Et al (1996) Entrepreneurship and The New
Venture Formation, New Jersey: prentice Hall Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar