Rabu, 02 Januari 2013

tugas kewirausahaan

Soal
1.Sebutkan dan jelaskan karakteristik kewirausahawan!
2.Jelaskan apa yang dimaksud dengn kecerdasan finansial!
3.Sebutkan beberapa cara memperoleh peluang usaha!

Jawaban
1.      Karakteristik yang harus dimiliki kewirausahawan yaitu :
Karakteristik Wirausahawan Andal :
a)      Punya rasa percaya diri dan kemandirian yang tinggi.
b)       Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh.
c)      Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang.
d)     Mau dan mampu bekerja keras dan menekuni bidang usahanya tanpa kenal menyerah.
e)      Mau dan mampu berkomunikasi baik dengan pihak internal maupun eksternal.
f)       Mau dan mampu bernegosiasi dengan win-win solution.
g)      Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
h)      Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan mengelola dan memotivasi orang lain (leadership/managerialship).
i)        Mau dan mampu melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.
j)        Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kemitraan.
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
  1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
  2. Lebih memilih risiko yang moderat.
  3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
  4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
  5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
  6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
  7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
  8. Selalu menilai prestasi dengan uang.
Adapula karakteristik lain yaitu :
a)       Komitmen tinggi terhadap tugas
b)      Mau bertanggungjawab
c)      Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri
d)     Peluang untuk mencapai obsesi
e)      Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian
f)        Yakin pada diri sendiri
g)       Kreatif dan fleksibel
h)       Ingin memperoleh balikan segera
i)        Enerjik tinggi
j)        Motivasi untuk lebih unggul
k)      Berorientasi masa depan
l)        Mau belajar dari kegagalan
m)    Kemampuan memimpin

Selain itu ada sifat dari seorang wirausahawan yaitu:

a.       Sifat Instrumental
Dia dalam berbagai situasi selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya demi tercapainya tujuan pribadi dalam berusaha.

b.      Sifat Prestatif
Dia dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang tercapai sebelumnya



c.       Sifat Keluwesan Bergaul
Dia selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia. Dia aktif bergaul, membina kenalan-kenalannya dan mencari kenalan baru, serta berusaha untuk dapat terlibat denan mereka yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari.

d.      Sifat kerja keras
Dia selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Dia mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan nyata untuk mencapai tujuan.

e.       Sifat Keyakinan Diri
Dia selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, bahkan berkecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi dengan optimisme untuk berhasil.

f.       Sifat Pengambilan Resiko
Dia selalu memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam setiap kegiatannya khususnya untuk mencapai keinginannya. Dia akan melangkah bila kemungkinan untuk gagal tidak terlalu besar.

g.       Sifat Swa Kendali
Dia dalam menghadapi berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi dan batas-batas kemampuan dalam berusaha. Dia selalu menyadari dengan adanya pengendalian diri ini maka setiap kegiatannya menjadi lebih terarah dalam mencapai tujuannya.

h.      Sifat Inovatif
Dia selalu mendekati berbagai masalah dengan berusaha menggunakan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Dia terbuka terhadap gagasan, pandangan, dan penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya.Dia tidak terpaku pada masa lalu,tapi selalu berpandangan ke depan untuk mencari cara-cara baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan kinerja.Dia cenderung melakukan sesuatu dengan cara yang khas,unik dari hasil pemikirannya.Termasuk dalam sifat inovatif ini adalah kecenderungan untuk selalu meniru tetapi melalui penyempurnaan tertentu (imitatif inovatif).

i.        Sifat Kemandirian
Dia selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi.Keberhasilan dan kegagalan merupakan konsekuensi pribadi wirausaha.Dia mementingkan otonomi dalam bertindak, pengambilan keputusan dan pemilihan berbagai kegiatan dalam mencapat tujuan.Dia lebih senang bekerja sendiri, menentukan dan memilih cara kerja yang sesuai dengan dirinya. Ketergantungan pada orang lain merupakan suatu yang bertentangan dengan kata hatinya.Dia dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat kebebasan bertindak dan dalam mengambil keputusan.






















2.Kecerdasan finansial adalah kemampuan seseorang untuk mengelola sumber daya baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya untuk memaksimalkan potensi dalam mengelola kekayaannya. Dalam hal keuangan kecerdasan finansial ini meliputi 4 aspek yaitu bagaimana mendapatkan uang, bagaimana mengelola uang, bagaimana menyimpan uang dan bagaimana menggunakan uang.
1.         Aspek cara mendapatkan uang
Melalui aspek ini kita mengarahkan anak-anak didik kita untuk menekuni bakat / potensi yang dimiliki menjadi profesi yang menghasilkan uang baik melalui jalur formal maupun informal. Dari aspek ini anak-anak kita akan mendapatkan pendapatan dari profesi yang ia jalani. Ada dosen, dokter, pengacara, pilot, militer, seniman maupun pengusaha, dan beragam profesi lainnya.

2.         Aspek cara mengelola uang
Melalui aspek ini anak kita ajari bahwa berapapun gaji atau pendapatan besar yang ia dapatkan, pekerjaan belum selesai yaitu bagaimana mengelola uang yang ia dapatkan dengan benar. Anak didik kita ajari bahwa mereka punya PR besar yaitu menyisihkan sebagaian pendapatan mereka menjadi investasi yang berpotensi memberikan pendapatan selain pendapatan yang telah mereka jalani. Bukan sekadar menyisihkan sebagaian untuk tabungan hari tua mereka. Maka pendapatan bisa dibagi menjadi 4 macam pengeluaran yaitu Consumption, Social, Saving, Investation (CSSI).  Besarannya bisa bervariasi yang mudah adalah 70:10:10:10. Misal apabila pendapatan 1.000.000 maka dapat dibagi menjadi 700.000 untuk konsumsi, 100.000 untuk sosial (termasuk zakat, infaq, shodaqoh), 100.000 tabungan dan 100.000 untuk investasi. Semakin besar pendapatan maka porsi konsumsi semakin kecil sehingga porsi yang lain bisa lebih besar. Aspek ini adalah aspek yang sangat berat bagi seseorang karena menuntut kecerdasan emosi yaitu mampu menunda kesenangan sehingga pendapatan mereka tidak habis pada porsi konsumsi. Kebanyakan orang adalah pada saat meningkat pendapatan mereka, meningkat pula pengeluaran mereka sehingga peningkatan pendapatan tidak berdampak secara langsung pada tingkat keamanan finansial mereka. Pada aspek ini anak diajarkan untuk mampu membedakan mana kebutuhan, mana keinginan. Membedakan mana pengeluaran yang liabilitas yang hanya menguras kantong mereka, dan pengeluaran untuk asset yang berpotensi pada penambahan pendapatan. Anak yang mampu menunda kesenangan akan berpotensi menjadi orang sukses, anak yang tidak mampu menunda kesenangan akan berpotensi gagal dalam pengelolaan keuangan. Hal ini sesuai dengan peribahasa “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”.
3.      Aspek cara menyimpan uang / kekayaan
Pada aspek ini adalah upaya melindungi harta kekayaan agar tidak tergerus nilainya oleh laju inflasi. Bahkan, tidak sekadar melindungi nilai tetapi berpotensi melipatkan pendapatan dan kekayaan apabila ia bisa menyimpan dengan tepat. Pada aspek ini bukan berbicara sebagai uang tabungan atau uang investasi melainkan sisa uang setelah semua porsi sudah dianggarkan baik konsumsi, sosial, tabungan maupun investasi. Saat ini banyak orang yang memiliki uang berlebih tetapi tidak tahu instrument apa yang tepat untuk melindungi harta mereka dari monster inflasi.

4.         Aspek cara menggunakan uang / kekayaan
Aspek terakhir ini adalah tahap terakhir yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Robert T Kiyosaki menyebutnya “Kekuatan sesungguhnya dari uang”.  Pada tahap inilah sejarah mencatat apakah orang dikenal sebagai orang dermawan dan seolah tidak ada orang yang menandinginya atau sebaliknya ia dikenal sebagai orang yang jahat karena salah dalam menggunakan kekayaannya. Maka sejarah mencatat nama-nama seperti Abdurrahman bin Auf, Usman bin Afan, Abu Bakar Ash Shidiq.  Atau sebaliknya yaitu Qorun pada masa Firaun. Rasulullah saw. berpesan pada Amr bin Ash saat hendak mengirimnya ke Mesir bahwa sebaik-baik harta adalah harta yang diberikan pada laki-laki yang baik (sholih). Dalam konteks Islam, aspek ini adalah menggunakan hartanya untuk kebaikan dirinya yaitu karena hartanya ia masuk surga dan menggunakan hartanya untuk kebaikan Islam, umat Islam, kemanusiaan maupun alam.

Empat langkah dalam mencapai kecerdasan finansial
Menghasilkan secara produktif
Kecerdasan finansial secara ”best practice” paling tidak meliputi berbagai aspek.
ü  Pertama, bagaimana menghasilkan uang dengan cara yang produktif. Apa maksudnya? Kita semua yang bekerja pasti menghasilkan uang. Namun masalahnya, apakah cara kita memperoleh uang sudah produktif? Dalam arti sudah setara antara waktu, pikiran, dan tenaga yang tercurah dengan uang yang dihasilkan? Belum tentu.Coba dengar keluhan di sekitar kita. Sebagian karyawan selalu berpikir untuk mendapatkan kenaikan gaji terus-menerus. Akibat memikirkan kenaikan gaji terus-menerus, kerja menjadi tidak konsentrasi. Atau lebih jauh lagi, output yang diberikan ke perusahaan menurun. Pada gilirannya kinerja perusahaan bisa menurun yang mungkin berdampak pada ketidakmampuan perusahaan untuk membayar gaji dengan baik.Orang-orang yang cerdas secara finansial, harusnya memahami bahwa sumber pendapatannya diperoleh dari gaji dan bonus, jika yang bersangkutan seorang karyawan/wati. Maka untuk bisa mendapatkan gaji atau penghasilan secara lebih, mau tidak mau harus memberikan output yang lebih besar ke perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga meningkat.Dengan kata lain, agar bisa mendapatkan uang yang setara dengan waktu, tenaga, dan pikiran yang diberikan, lakukan kegiatan kerja secara efektif, yang memberi pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Itu berarti bekerja dengan kualitas tinggi, bukan sekadar banyaknya jam kerja atau kuantitas tinggi.

Melindungi uang
ü  Kedua, bagaimana melindungi uang yang sudah diperoleh. Ada istilah ”easy come, easy go”. Uang yang diperoleh dengan mudah, akan mudah pula habisnya. Tetapi, lebih parah lagi, ada kalangan yang sudah susah payah untuk mendapatkan uang, namun di sisi lain sangat mudah menghabiskan atau membelanjakannya. Malah kemudian menjadi ”lebih besar pasak, daripada tiang”.
Lantas bagaimana melindungi uang yang sudah diperoleh, terlepas apakah diperoleh secara mudah atau sulit. Tidak banyak rumusan untuk melindungi uang, karena kata kuncinya ada pada perilaku si pemilik uang. Jika seseorang mampu mengontrol pengelolaan uangnya, maka otomatis uang itu sudah terlindungi. Itu prinsip dasarnya.
Tetapi, secara kecerdasan tentu saja ada juga cara-cara jitu untuk melindungi uang, dalam hal ini pengertiannya adalah melindungi nilai uang. Jika Anda saat ini memiliki uang Rp 100 juta, di mana uang segitu bisa Anda belikan sebidang tanah misalnya. Maka jika uang itu tetap Anda pegang dalam bentuk tunai, maka belum tentu di tahun depan Anda bisa membeli sebidang tanah yang saat ini harganya setara Rp 100 juta. Dengan kata lain, nilai uang Anda mengalami penurunan. Dus, untuk melindunginya dari penurunan nilai, maka uang itu mesti ditukarkan dengan benda lain yang malah nilainya bisa mengalami kenaikan.

Seperti contoh di atas, jika Anda membeli sebidang tanah seluas 100 meter dengan nilai Rp 100 juta, maka di tahun depan, ketika Anda butuh tunai, maka tanah tersebut bisa Anda jual kembali dan harganya bisa dipastikan lebih tinggi dari Rp 100 juta. Sebut saja, misalnya Rp 110 juta. Itu berarti nilai uang Rp 100 juta saat ini setara dengan Rp 110 juta di tahun depan. Simpulannya, hati-hati menyimpan uang secara tunai, karena nilainya akan berbeda setiap tahunnya. Atau dengan kata lain, Anda mesti melakukan lindung nilai terhadap uang yang telah Anda miliki.


Mengelola anggaran
Apakah setelah mampu memberi perlindungan terhadap nilai uang atau uang yang Anda peroleh, maka persoalan selesai? Jelas belum. Cek lagi apakah kegiatan keuangan Anda sudah mampu memenuhi kaidah.

ü  Ketiga, yakni  mengelola anggaran keuangan secara efektif. Apa maksudnya? Berapa banyak penghasilan Anda yang habis untuk membiayai perilaku konsumtif, misalnya. Lalu berapa besar dari penghasilan Anda yang bisa ditabung. Atau apakah pembiayaan konsumtif Anda berdasarkan perencanaan atau habis begitu saja, mengikuti naluri. Untuk bisa digolongkan sebagai kalangan yang memiliki kecerdasan finansial, maka setiap sen uang yang dibelanjakan mestinya berdasarkan suatu kebutuhan, dan sudah dianggarkan sebelumnya. Semuanya terencana, lalu dieksekusi dan kemudian bisa dievaluasi di mana penyimpangannya. Berapa besar penyimpangan tersebut dan selanjutnya mau memperbaiki perilaku keuangan yang dijalani. Jika Anda mampu mengelola keuangan Anda seperti itu, maka peluang Anda menuju merdeka secara finansial bukanlah hal mengada-ada.

ü  Keempat, bagaimana mendayagunakan uang sehingga bisa menghasilkan uang. Kalau Anda sudah mampu berinvestasi dan kemudian hasil investasi itu sudah mampu membiayai kebutuhan rutin Anda, di mana investasi Anda bisa diperoleh secara berkelanjutan, maka Anda sudah masuk dalam kategori cerdas finansial dan tinggal selangkah lagi menuju merdeka secara finansial. Lantas bagaimana wujud konkretnya? Sederhana saja. Hitung berapa biaya kebutuhan rutin Anda, lalu hitung berapa aset Anda. Setelah itu, alokasikan aset Anda ke dalam bentuk aset produktif yang bisa memberikan penghasilan. Dalam hal ini, Anda tidak perlu mencari keuntungan setinggi-tingginya, tetapi hasil yang langgeng. Dengan cara itu, berarti uang Anda sudah bekerja untuk Anda. Dan Anda akan tergolong dalam kalangan yang disebut sebagai merdeka finansial. Itulah makna kecerdasan finansial.



















3.      Beberapa cara untuk memperoleh peluang usaha
tips cara mencari peluang usaha terbaik untuk pemula dengan melalui 2 langkah yaitu:
a.       Kenali diri anda, (membaca peluang dari diri kita sendiri)
Tidak seperti proses intropeksi pada diri ketika kita berbuat salah, tapi mengenali siapa diri kita sehingga pantas berusaha apa, dan apa yang saya dapat perbuat. Kenali diri anda dengan melihat lebih dalam kedalam diri secara objektiv,
  1. Apakah saya menarik ? (wajah dan tubuh)
  2. Apakah saya pandai bergaul
  3. Apakah saya pandai menerangkan / menjelaskan
  4. Apakah saya terampil?
  5. Apakah saya senang di berada diluar ruangan?
b.      Membaca lingkungan yang ada, dalam hal ini kita harus kreativ dan inovatif. Tanpa hal itu tak ada peluang yang bagus untuk kita.

Selain tips diatas dalam memperoleh peluang usaha kita juga harus mengetahui :
  1. Mengetahui kebutuhan
Setiap orang, organisasi, perusahaan, instansi pasti punya kebutuhan, untuk tahu apa yang dibutuhkan kita harus tahu data-data , seperti : data kependudukan yang kaitannya dengan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Letak geografis perekonomian seperti : Daerah industi, agraris, perdagangan.
Misal :   Didaerah industry peluang yang bisa diperoleh:
                Menyediakan kost bagi pegawai, membuka warung makanan, membuka toko pracangan, cetak kilat foto, lembaga kursus, salon kecantikan, dsb.
Mensuplai alat keamanan kerja, suplai alat pembantu kerja, suplai bahan baku, suplai tenaga kerja, reparasi mesin, suplai suku cadang, penampung limbah, perawatan gedung, kebersihan gedung dan kantor, dsb.

2.      Mengetahui trend yang akan datang :
Bisa diketahui lewat analisa data, atau contoh dari peradaban daerah yang sudah maju, Misalnya : Trend bisnis untuk lima tahun di kota….. yang akan datang apa?, hal ini bisa dibaca lewat : situasi perekonomian, tingkat pendidikan, jumlah penduduk sesuai jenis kelamin.

3.      Mengetahui kelemahan pesaing :
Tidak ada orang yang sempurna, begitu juga lembaga bisnis. Akibat dari kelemahan adalah keluhan konsumen dan tiap keluhan konsumen adalah kebutuhan konsumen dan kebutuhan konsumen adalah peluang bisnis yang sangat baik.
4.      Mengetahui kelebihan sesuatu
Setiap kelebihan seseorang adalah peluang bisnis, missal museum rekor, lewat kelebihan-kelebihan seseorang dia bisa menjual acara siaran radio. Atau kita bisa menjual apa yang bisa kita jual kelebihan diri kita, kepintaran kita, dsb.
Adapun cara lain dalam mencari peluang usaha
1.      Cari peluang usaha dengan google
Semakin banyak blog atau website yang mengulas berbagai macam peluang usaha yang bisa dilakukan baik modal kecil sampai modal besar, silahkan cari informasi dan sumbernya diinternet, saring dan coba perhatikan apakah bisa anda lakukan saat ini dengan modal tenaga ikiran dan inansial anda sekarang.

2.      Membaca peluang dengan bermain ketoko buku
Tidk dipungkiri lagi bahwa buku salh satu jendela ilmu yang bisa memuat berbagai informasi yang ditulis oleh seseorang. Saat ini sudah banyak buku yang temanya tentang kewirausahaan, berbisnis dan menangkap berbagai peluang usaha dengan mudah biasanya dapat kita lakukan. Cobalah main ke toko buku dan biasanya ada buku yang sudah di buka segelnya sehingga anda bisa membaca terlebih dahulu sebelum membelinya. Memanfaatkan kiat ini untuk menambah wawasan kita mengenai berbagai peluang usaha yang kemungkinan ada disekitar kita.
3.      Gali peluang usaha dari para pelaku
Coba perhatikan dilingkungan anda apakah ada seorang wirausahawan yang sukses? Setidaknya bisnisnya jalan kontinou dan lancar, atau bahkan yang jatuh bangun merintis usaha dan belum berhasil juga. Memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggali ilmu usaha bisnis mereka entah itu kesuksesan atau bahkan kegagalan yang mereka alami. Anda tidak harus bertanya detail mengenai seluk beluk bisnis mereka karena biasanya membukanya. Namun cobalah mendengarkan dan bertanya tentang kiat-kiat merintis, menjalankan sampai bertahan dari terpaan kegagalan ditengan menjalankan sampai bertahan dari terpaan kegagalan ditengah menjalankan usaha bisnis mereka. Ini salah satu metode untuk menggali dan menimbulkan rasa semangat anda dalam mencari peluang usaha nantinya.

4.      Analisis Ketiganya
Jika ketiga metode diatas pernah anda lakukan setidaknya satu saja dari ketiga hal tersebut, sebaiknya anda harus menganalisisnya terlebih dahulu tidak langsung ditelan mentah-mentah dalam artiaan, sesuaikan juga dengan kemampuan anda secara modal finansial dan juga tenaga serta pikiran anda. Peluang usaha mungkin akan banyak jumpai namun belum tentu semuanya cocok. Perhatikan dan saring baik-baik berbagai jenis peluang usaha tersebut dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Selain itu kembangkan juga setiap peluang usaha yang anda temukan dengan berbagai ide kreatif, misalnya berjualan pulsa tidak seperti biasanya tapi dengan cara yang berbeda.
Peluang bisnis atau usaha biasanya identik dengan penghasilan atau keberuntungan, yang berarti juga dekat dengan uang. Dengan strategi bisnis dan manajemen pengelolaannya, bisnis tersebut akan memberikan penghasilan yang cukup besar.
Dalam mencari dan memanfaatkan peluang bisnis diperlukan modal berupa kemampuan diri. Beberapa hal mendasar berikut ini yang menjadi pegangan Anda untuk mengambil keputusan dalam mencari dan melihat peluang bisnis :


1.      Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan sebagai informasi yang kita miliki. Semakin banyak informasi yang dimiliki maka semakin banyak pula peluang yang bisa dilihat yang akhirnya kita akan bisa memilih manakah kira-kira bisnis yang bisa dijalankan sesuai kemampuan.
Beberapa tingkatan pengetahuan dalam melihat peluang bisnis maupun usaha seperti berikut ini :
a. Pengetahuan dasar
Pengetahuan ini mencakup hal-hal yang umum, biasanya diajarkan cukup sekali langsung bisa.Misalnya mencuci, memasak, dan sebagainya.
b. Pengetahuan menengah
Pengetahuan ini perlu diajarkan berulang-ulang dalam beberapa waktu.
Misalnya mengoperasikan komputer, belajar mengendarai mobil dan sebagainya.
c. Pengetahuan khusus (ahli)
Pengetahuan ini membutuhkan pelatih, guru, atau pembimbing yang berpengalaman dan mempunyai keahlian khusus. Misalnya dokter spesialis jantung yang akan praktek dibantu oleh dokter jantung yang sudah profesional. Selain diajarkan secara formal, pengetahuan khusus bisa dipelajari sendiri tanpa harus mengikuti pendidikan formal, misalnya belajar melukis, belajar internet marketing, dan sebagainya. Jika dalam melihat peluang bisnis Anda sudah memiliki satu atau semua pengetahuan seperti diatas, maka Anda siap meraih peluang bisnis tersebut. Semakin Anda memiliki banyak pengetahuan, maka pengalaman yang akan Anda dapatkan juga semakin banyak jika Anda mau mencobanya.
2.      Mental
Sikap mental sangat penting dalam mencapai kesuksesan menjalankan bisnis maupun. Mentalitas merupakan faktor utama untuk mencapai suksesnya dalam menjalankan bisnis. Mental juga diidentikkan dengan faktor emosional (Emotional Equation). Misalnya suatu kasus, Anda pernah mengalami suatu kondisi dalam perasaan takut, was-was, dan bayangan negatif lainnya. Untuk menghilangkannya Anda bisa menanamkan dalam alam bawah sadar Anda bahwa semuanya akan baik-baik saja. Berpikirlah untuk di luar “kotak” sehingga Anda dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang akan memudahkan Anda mengambil keputusan dalam menghadapi setiap problem. Dan pada akhirnya “masa kritis” tersebut akan berlalu.
3. Attitude
Faktor yang membentuk mentalitas adalah sikap. Jika Anda bersikap pesimis, negatif thinking, dan semua sikap negatif lainnya maka Anda tidak bisa melihat peluang bisnis yang bagus karena mental Anda sudah jatuh. Namun apabila Anda bersikap positif thinking, penuh semangat dan sikap positif lainnya maka mental Anda akan merasa yakin Anda akan mampu melewati semua hambatan dalam melihat dan menjalankan peluang bisnis tersebut. Yang terpenting adalah Anda tidak perlu takut untuk mencoba dengan sikap yang penuh optimis dan jangan pernah takut gagal. KArena dari kegagalan Anda jadi tahu mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari 2000. Kewirausahaan, Bandung. CV. Alfabeta.
Anugerah Pekerti. 1997. Mitos dan Teori dalam Pengembangan
Kewirausahaan, Makalah Lokakarya Kewirausahaan PT, DP3M
Dikti, Puncak Bogor, 18 – 20 Agustus 1997.
Wiratmo, Maskur 1996. Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta. BPFE
Zimmerer W. Thomas Et al (1996) Entrepreneurship and The New
Venture Formation, New Jersey: prentice Hall Inc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar