Nama : Siti Khayati
Npm : 1116011068
Makul : Sosiologi
Politik
1)
Pengertian Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik adalah cara-cara belajar seseorang
terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan
seperti yang diketengahkan melalui bermacam-macam badan masyarakat. Almond dan
Powell, sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap dan
nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai metreka dewasa dan
orang-orang dewasa direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu. Greenstein dalam
karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences” 2 definisi
sosialisasi politik:
a. Definisi sempit, sosialisasi politik adalah
penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek
yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung
jawab ini.
b. Definisi luas, sosialisasi politik merupakan semua
usaha mempelajari politik baik formal maupun informal, disengaja ataupun
terencana pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak
hanya secara eksplisit masalah belajar politik tetapi juga secara nominal
belajat bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian
yang bersangkutan.
Easton dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu
proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan
pola-pola tingkah lakunya. Almond, sosialisasi politik adalah proses-proses
pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku.
Proses sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:
Proses sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:
a. Tingkat
Komunitas
Sosialisasi
dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu
generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan
politik kepada generasi berikutnya.
b.Tingkat Individual
Proses
sosialisasi politik dapat dipahami sebagai proses warga suatu Negara membentuk
pandangan-pandangan politik mereka. Dalam konsep Freud, individu dilihat
sebagai objek sosilaisasi yang pasif sedangkan Mead memandang individu sebagai
aktor yang aktif, sehingga proses sosialisasi politik merupakan proses yang
beraspek ganda. Di satu pihak, ia merupakan suatu proses tertutupnya pilihan-pilihan
perilaku, artinya sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas ketika seorang
anak lahir menjadi semakin sempit sepanjang proses sosialisasi. Di lain pihak,
proses sosialisasi bukan hanya merupakan proses penekanan
2)
Alat atau Sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan proses
seseorang dalam belajar tentang politik dan
mengembangkan orientasi pada politik. Adapun
sarana alat yang dapat dijadikan sebagai
perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara
lain:
a. Keluarga (family)
Wadah sosialisasi nilai-nilai politik yang paling efi
sien dan efektif adalah di dalam
keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang
tua dengan anak, sering terjadi
“perbincangan” politik ringan tentang segala hal.
Dalam peristiwa tersebut tanpa disadari
terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik
tertentu yang diserap oleh si anak.
b. Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan
kewarganegaraan), peserta didik dan guru saling bertukar informasi dan
berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai
politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, peserta didik
telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan
berpolitik secara dini dan nilai-nilai
politik yang benar dari sudut pandang akademis.
c. Kelompok pertemanan (peer groups)
Sarana sosialisasi politik lainnya adalah kelompok
pertemanan atau peer group. Peer group
termasuk kategori agen sosialisasi politik primary
group. Peer group adalah teman-teman sebaya yang mengelilingi seorang individu.
Pengaruh pertemanan dalam sosialisasi politik sudah berlangsung sejak masa
pergerakan nasional.
d. Media massa
Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary
group. Berita-berita yang dikemas dalam media audio visual (televisi), surat
kabar cetak, internet, ataupun radio, mengenai perilaku pemerintah ataupun
partai politik banyak memengaruhi masyarakat. Meskipun tidak memiliki
kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian individu oleh sebab
sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung berlebihan.
e. Pemerintah
Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary
group. Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas
sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan sistem politik dan
stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, melalui
beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk memperkenalkan peserta didik
kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya.
Pemerintah juga secara tidak langsung melakukan sosialisasi politik melalui
tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu
bisa terpengaruh dan ini memengaruhi budaya politiknya.
f. Partai politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah memainkan
peran dalam sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah
merekrut anggota kader maupun simpatisannya secara periodik maupun pada saat
kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Partai politik harus mampu menciptakan kesan memperjuangkan
kepentingan umum, sehingga mendapat dukungan luas dari masyarakat dan
senantiasa dapat memenangkan pemilu.
a. Imitasi
Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain.
Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa,
imitasi lebih banyakbercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu
derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi mupun motivasi.
b. Instruksi
Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja
dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya.
c. Motivasi
Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku
yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial
and error).
Jika imitasi dan instruksi merupakan
tipe khusus dari pengalaman, sementara motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan
pengalaman pada umumnya. Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi
pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui cara
langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung meliputi berbagai bentuk
proses sosialisasi yang pada dasarnya tidak bersifat politik tetapi dikemudian
hari berpengatuh terhadap pembentukan jati diri atau kepribadian politik.
Sosialisasi politik lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau
pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya bersifat
politik.
4). TUJUAN SOSIALISASI POLITIK
1. Untuk
memperluas penahanan dan penghayatan wawasan terhadap masalah.
2. politik
yang berkembang Mampu meningkatkan kualitas berpolitik sesuai aturan hukum yang
berlaku.
3. Dapat
meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan
partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
5). Sosialisasi Politik
di berbagai Negara
a. Di Negara Liberal
Sosialisasi politik di negara
liberal merupakan salah satu sebagai pendidikan politik. Pendidikan politik
adalah proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini,
para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan
simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak seperti sekolah,
pemerintah, dan partai politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses
dialog antara pendidik, seperti sekolah, pemerintah, partai politik dan peserta
didik dalam rangka pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai, norma dan
simbol politik yang dianggap ideal dan baik.
b. Di Negara Totaliter
Sosialisasi politik di negara
totaliter merupakan indoktrinasi politik. Indoktrinasi politik ialah proses
sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk
menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap pihak yang berkuasa sebagai
ideal dan baik. Melalui berbagai forum pengarahan yang penuh paksaaan
psikologis, dan latihan penuh disiplin, partai politik dalam sistem politik
totaliter melaksanakan fungsi indoktinasi politik.
c. Di Negara Berkembang
Menurut Robert Le Vine dalam
handout perkuliahan Rusnaini ( 2008:17) berpendapat bahwa “sosialisasi politik
pada negara berkembang cenderung mempunyai relasi lebih dekat pada sistem-sistem
lokal, kesukuan, etnis, dan regional daripada dengan sistem-sistem politik
nasional”. Ada 3 faktor penting dalm sosialisasi politik pada masyarakat
berkembang, yaitu :
1.
Pertumbuhan pendidikan di negara-negara berkembang
dapat melampui kapasitas mereka untuk memodernisasi kelompok tradisional lewat
industrinalisasi dan pendidikan.
2.
Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan
dan nilai-nilai tradisional antara jenis kelamin, sehingga kaum wanita lebih
erat terikat pada nilai tradisional.
3.
Mungkin pengaruh urbanisasi yang selalu dianggap sebgai
saru kekuatan perkasa untuk mengembangkan nilai-nilai tradisional.
d. Di Masyarakat Primitif
Proses sosialisasi politik pada
masyarakat primitif sangat bergantung pada kebiasaan dan tradisi masyarakatnya,
dan berbeda pada tiap suku. Sosialisasi politik pada masyarakat primitif sangat
tergantung pada kebiasaan dan tradisi masyarakatnya, dan berbeda pada tiap
suku.
literatur
http://winardi.mywapblog.com/u-tujuan-sosialisasi-politik-u-dari-slam.xhtml
http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/01/sosialisasi-politik/
http://handikap60.blogspot.com/2013/03/pengertian-sosialisasi-politik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar